Ketika bulan lalu saya memiliki
kesempatan berkunjung ke Balikpapan, saya langsung merencanakan
menyusuri pantai-pantai yang ada di Kota Minyak ini. Maklum, kota ini
memang terletak di pinggir laut.
Walau saya tahu pantai-pantai di
Balikpapan tidak akan seindah di Derawan, misalnya, tapi saya kira tetap
saja layak untuk disinggahi. Sebab, setiap lokasi pasti punya nilai
tersendiri.
Keesokan sore setelah sampai, saya pun
mulai menjelajah pantai. Pantai pertama bisa dikatakan pantai favorit di
Balikpapan, yaitu Pantai Melawai. Pantai ini terletak tak jauh dari
“jalan minyak” yaitu jalan yang di pinggirnya berdiri berbagai
perusahaan minyak. Lokasinya sebelum Pelabuhan Semayang.

Kapal tanker dan pengangkut tongkang batubara adalah pemandangan umum di lepas Pantai Melawai.
Pantai Melawai terletak hanya sekitar 15 menit dari pusat kota. Saya pergi ke pantai ini naik angkot, transportasi umum Balikpapan. Bus-bus besar serta minivan hanya dioperasikan untuk tujuan yang lebih jauh. Ongkos angkot antara Rp2-5 ribu tergantung jarak.
Salah satu pemandangan yang khas di
Pantai Melawai (dan pantai-pantai di Balikpapan lainnya) adalah adanya
kapal-kapal tanker minyak serta tongkang batubara di kejauhan.
Daya tarik utama Pantai Melawai, saya
kira, tidaklah terletak pada pantainya sendiri, karena tidak memiliki
pasir pantai untuk bermain. Antara daratan dan air laut pun dipagari
sehingga pengunjung sulit untuk mendekati laut.
Pantai Melawai menjadi salah satu objek
wisata favorit masyarakat setempat karena pada sore hari terdapat banyak
pedagang makanan. Bakso, pecel lele, ikan bakar, nasi goreng dan
sebagainya dijajakan, pengunjung menikmati makanannya dengan duduk
lesehan. Dan ternyata kebanyakan dari pedagang ini berasal dari Jawa
Timur dan Madura.
Pantai berikutnya yang saya datangi
adalah Pantai Kemala. Pantai ini jauh lebih bagus dari Pantai Melawai
karena memiliki pasir pantai yang halus. Di tepinya terdapat pohon-pohon
kelapa. Saat itu pantai sedang ramai pengunjung. Ombaknya yang kecil
juga menjadikan pantai ini cukup aman untuk tempat bermain anak-anak.

Pantai Kemala menjelang senja.
Sayangnya, Anda tidak diperbolehkan membawa makanan dan minuman sendiri karena telah ada kafe-kafe dan restoran di pinggir pantai. Bahkan, ada papan pengumuman besar yang menyatakan bahwa bila Anda mengkonsumsi makanan minuman yang membawa sendiri akan terkena denda Rp500 ribu!
Karena enggan bila diharuskan membeli
minuman di kafe-kafe tersebut, saya tidak mau berlama-lama di Pantai
Kemala. Perjalanan saya lanjutkan ke Pantai Monpera, yang merupakan
singkatan dari Monumen Perjuangan Rakyat. Lagi-lagi saya naik angkot
menuju ke Monpera dari Kemala, meski sebenarnya jarak antara ketiga
pantai tersebut dapat dicapai dengan berjalan kaki.
Ternyata Pantai Monpera kecil, dan juga
tidak memiliki pasir pantai. Ketika itu airnya keruh kecoklatan. Pantai
ini jadi mirip Pantai Melawai dalam versi yang lebih kecil. Kebanyakan
pengunjung bukan datang untuk bermain di pantai melainkan untuk jajan
dari para pedagang yang ada di tepi pantai. Saya tidak mau ketinggalan,
dan memesan sepiring rujak buah.
Pantai ini diberi nama Monpera, karena
memang berada di dekat Monumen Perjuangan Rakyat, di depan Markas
Pangdam Tanjung Pura. Monumen tersebut dikelilingi taman yang cukup
besar. Beberapa kursi disediakan untuk tempat duduk pengunjung. Lumayan
untuk melepas lelah, pikir saya.
Perjalanan berikutnya adalah ke Pantai
Manggar. Berbeda dengan ketiga pantai sebelumnya, Pantai Manggar ini
agak jauh dari pusat kota. Waktu tempuh dengan angkot sekitar satu jam.
Dari pusat kota, saya ternyata juga melewati Bandara Sepinggan, serta
dua restoran kepiting terkenal di Balikpapan, yaitu Kenari dan Dandito.

Pemandangan laut dari Pantai Manggar.
Angkot berhenti di jalan menuju pantai sehingga saya masih harus berjalan beberapa puluh meter untuk sampai di gerbang. Ternyata Pantai Manggar ini sangat panjang. Di tepinya berjajar pohon-pohon cemara udang. Pasirnya cokelat, bertekstur halus sehingga nyaman jadi tempat bermain.
Di pinggir pantai terdapat penyewaan ban,
pelampung, dan banana boat. Bila perut terasa keroncongan, di lokasi
pantai ini juga banyak warung makanan yang menyajikan berbagai menu
makanan laut.

Di Pantai Manggar terdapat beberapa operator permainan air seperti banana boat.
Pantai Manggar ini memang cocok untuk lokasi bermain karena pasirnya yang halus, pantainya yang landai, dan ombaknya yang kecil. Sayang, pengunjung di sini masih kurang berpendidikan dan buang sampah sembarangan.
Mungkin karena datang pada hari kerja,
suasana Pantai Manggar cenderung sepi. Hanya ada beberapa kelompok
wisatawan yang tengah asyik bermain. Karena sepi, justru saya jadi lebih
leluasa berfoto. Kebetulan saat itu hujan baru saja reda, langit
Balikpapan sedang sangat biru — pemandangan yang jarang ditemui di
kota-kota besar di Indonesia. Jadilah saya, suami dan anak berfoto
dengan berbagai pose untuk mengabadikan wisata kami di sini.
Selain pantai, beberapa objek wisata di
Balikpapan dan sekitarnya antara lain Bukit Bangkirai dan pasar
pernak-pernik yang bernama Pasar Kebun Sayur.
Pulau Derawan
January 7, 2011
Sebuah nirwana tropis berada di salah satu pulau wilayah Provinsi Kalimantan Timur, tepatnya Kabupaten Berau dan di Selat Sulawesi, tak jauh dari perbatasan Malaysia. Pulau Derawan menjadi sebuah destinasi wisata bahari pilihan menawan buat Anda yang menyukai pantai dengan hamparan pasir putih lembut berkilat serta air jernih. Apalagi ditambah bonus menjumpai penyu-penyu jinak yang berenang-renang riang saat kita melakukan penyelaman.
Terkadang saat duduk di ujung jembatan kayu yang mengarah ke laut, kita dapat menyaksikan penyu-penyu hijau itu hilir mudik di permukaan air yang bening. Sesekali bahkan penyu-penyu tersebut nampak berkeliaran di sekitar cottage yang berada di pesisir pulau. Saat malam tiba, beberapa penyu naik ke darat dan bertelur di sana.
Paduan warna laut dan lumut yang memukau menghasilkan gradasi warna biru dan hijau, serta hutan kecil di tengahnya, membuat pulau ini menyajikan pemandangan alam begitu indah yang sayang untuk dilewatkan begitu saja. Yang tersisa, kenangan mendalam.

Dr. Carden Wallace dari Museum Tropis Queensland, Australia pernah meneliti kekayaan laut Pulau Derawan dan menjumpai lebih dari 50 jenis Arcropora (hewan laut) dalam satu terumbu karang. Tak salah kiranya jika Pulau Derawan terkenal sebagai urutan ketiga teratas di dunia sebagai tempat tujuan menyelam bertaraf internasional
Pulau ini memang relatif kurang begitu dikenal khususnya di dalam negeri karena untuk mencapainya butuh perjuangan tersendiri yang cukup berliku. Anda mesti menuju ke Balikpapan dulu dari Jakarta, Surabaya, Yogyakarta atau Denpasar, untuk menuju pulau ini. Kurang lebih dua jam waktu tempuh penerbangan dari Jakarta ke Balikpapan.
Dari Balikpapan, Anda masih harus terbang menuju Tanjung Redeb selama satu jam dengan menaiki pesawat kecil yang dilayani oleh KAL Star, Deraya atau DAS. Selain itu, Tanjung Redeb juga bisa dicapai melalui laut, dengan menaiki kapal dari Samarinda atau Tarakan ke Tanjung Redeb dilanjutkan dengan menyewa motorboat menuju pulau Derawan dengan lama perjalanan kurang lebih 2 jam.

Banyak wisatawan manca negara yang baru turun dari pesawat di bandara Kalimarau, Tanjung Redeb langsung berangkat ke pulau Derawan dengan motorboat yang sudah ditambatkan di sebuah pelabuhan khusus.
Alternatif lain bisa juga melalui perjalanan darat dari Balikpapan ke Tanjung Batu lalu dari sana menyeberang ke Pulau Derawan. Hanya saja ini bukan pilihan yang bagus karena perjalanan penyeberangan itu sendiri memakan waktu hingga belasan jam dengan medan yang relatif tidak menyenangkan.
Meskipun begitu, tahukah Anda, justru banyak wisatawan asing yang sudah tahu lebih banyak soal keberadaan pulau eksotis ini. Sejumlah wisatawan Jepang dari Tokyo melalui travel yang ada di sana “tembak langsung” berangkat ke Singapura atau ke Sabah kemudian melanjutkan perjalanan ke Balikpapan, lalu ke Tanjung Redeb menggunakan pesawat kecil.
Mereka memanfaatkan waktu mereka selama di Derawan dengan menyelam, menyusuri keindahan bawah laut di pulau tersebut yang memang merupakan lokasi terbaik untuk olahraga selam. Apalagi dengan kondisi pulau yang terpencil dan “masih perawan” kian menambah pesona siapapun juga untuk menikmatinya selama mungkin.

Tak usah jauh-jauh, hanya dalam jarak 50 meter dari bibir pantai, kita sudah dapat menyaksikan terumbu karang yang indah dan ikan-ikan beraneka warna hilir mudik. Airnya sangat bening. Anda pun bisa menyewa snorkel seharga Rp 30 ribu per hari. Bila ingin menyelam lebih dalam, kita dapat menemukan ikan-ikan yang lebih “eksotis” seperti kerapu, ikan merah, ikan kurisi, ikan barracuda, teripang, dan kerang. Pada batu karang di kedalaman sepuluh meter, terdapat karang yang dikenal sebagai “Blue Trigger Wall” karena pada karang dengan panjang 18 meter tersebut banyak terdapat ikan trigger (red-toothed trigger fishes).
Pulau Derawan menyediakan fasilitas-fasilitas tempat penginapan (cottage), penyewaan peralatan menyelam dan juga restoran. Ada pula penginapan-penginapan bertarif murah yang dikelola oleh warga sekitar. Kisaran harganya mulai dari Rp 45 ribu sampai Rp 100 ribu/malam.
Masih belum puas?
Anda dapat meninjau juga pulau lainnya yang berada di sekitar Derawan. Misalnya: Pulau Sangalaki, Maratua, dan Pulau Kakaban yang mempunyai keunikan tersendiri. Ikan Pari Biru (Manta Rays) yang memiliki lebar mencapai 3,5 meter berpopulasi di Pulau Sangalaki. Malah bisa pula ditemui—jika cukup beruntung—ikan pari hitam dengan lebar “bentang sayap” 6 meter . Sedangkan Pulau Kakaban mempunyai keunikan yaitu berupa danau prasejarah yang ada di tengah laut, satu-satunya di Asia.
0 komentar:
Posting Komentar